youngthink.id – Direktorat Jenderal Imigrasi baru saja menangkap seorang warga negara Australia berinisial DFJ yang diduga terlibat dalam kasus penembakan di Bali. DFJ ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta saat berusaha pergi ke Singapura dan kemudian menuju Kamboja.
Pelaksana tugas Dirjen Imigrasi, Yuldi Yusman, mengeklaim penangkapan dilakukan karena DFJ terindikasi masuk dalam daftar cekal. Penanganan ini dilakukan setelah DFJ gagal melintas keluar Indonesia karena lampu autogate menunjukkan warna merah.
Penangkapan DFJ di Bandara Soekarno-Hatta
DFJ ditangkap pada hari Senin, 18 Juni 2025, jam 06.25 WIB saat ingin meninggalkan Indonesia. Dalam pemeriksaan yang dilakukan, petugas imigrasi menemukan nama DFJ tercatat dalam daftar cekal.
Proses penangkapan berlangsung cepat, dengan DFJ tidak bisa melanjutkan perjalanan karena lampu pada autogate berubah menjadi merah. Yuldi menegaskan bahwa ini menandakan bahwa DFJ terdaftar dalam daftar cekal imigrasi.
Setelah penangkapan, DFJ langsung diamankan dan pihak imigrasi menghubungi Ditjen Imigrasi untuk langkah lebih lanjut.
Proses Serah Terima ke Polres Badung
Setelah ditangkap, DFJ diserahkan kepada Kepolisian Resor Badung untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Yuldi menjelaskan, ‘Kami menyerahkan DFJ ke kepolisian untuk pemeriksaan dan tindak lanjut atas dugaan tindak kriminal yang dia lakukan.’
Tim dari Polres Badung yang dipimpin oleh Kasat Reskrim AKP Muhammad Said Husein segera datang ke Ditjen Imigrasi untuk melakukan serah terima. Yuldi mengungkapkan, ’30 menit berselang, dilakukan Berita Acara Serah Terima (BAST) untuk membawa DFJ ke Bali guna proses hukum lebih lanjut.’
Latar Belakang Kasus Penembakan di Bali
Kasus penembakan ini melibatkan dua pria asal Australia, ZR (33) dan SG (35), terjadi di sebuah vila di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali pada 14 Juni 2025. Akibat dari insiden tersebut, ZR tewas di lokasi sementara SG mengalami luka tembak.
Pihak kepolisian Bali telah menetapkan tiga pelaku sebagai tersangka dalam kasus ini, di mana DFJ termasuk salah satu diantaranya. Kasus ini mendapatkan perhatian luas, terutama terkait dampak terhadap citra pariwisata Indonesia serta keamanan wisatawan di tanah air.