youngthink.id – Sebuah vila milik Maria Veronica Nina dirusak oleh ratusan orang setelah lama digunakan sebagai tempat ibadah. Meskipun telah ada beberapa upaya mediasi, kegiatan peribadatan tetap dilanjutkan, memicu ketegangan di masyarakat.
Awal Mula Kegiatan Ibadah
Kegiatan peribadatan di vila tersebut dimulai sejak 17 Februari 2025 atas prakarsa Weddy, adik dari pemilik rumah. Sejak itu, tercatat beberapa kali ibadah dilaksanakan, termasuk pada 30 April dengan pemasangan salib besar di taman belakang vila.
Pada 7 Juni 2025, sekitar 130 jemaat hadir untuk ibadah, dan terakhir, pada 27 Juni, kegiatan dihadiri oleh 35 jemaat. Hal ini mulai menimbulkan ketidakpuasan di kalangan warga sekitar.
Kepala Desa Tangkil, Ijang Sihabudin, menjelaskan bahwa warga merasa keberatan setelah pemasangan salib besar dan telah melakukan beberapa upaya untuk menyelesaikan masalah ini melalui mediasi.
Protes dan Mediasi Warga
Ijang menyatakan bahwa, “Warga mulai protes sejak pemasangan salib pada bulan April lalu. Mereka juga sudah melaporkan ke RT, MUI desa, dan pemerintah desa.”
Banyak warga menganggap vila tersebut sebagai bekas pabrik pengolahan jagung dan mempertanyakan legalitas kegiatan ibadah di sana. Mediasi yang dilakukan sepertinya tidak menghasilkan keputusan yang memuaskan.
Setelah beberapa kali menegur tanpa tindakan berarti, pada 27 Juni 2025, terjadi aksi pembubaran yang berujung pada perusakan fasilitas vila. Kejadian ini menunjukkan betapa tegangnya situasi di antara pengelola dan warga.
Reaksi Masyarakat dan Pemerintah
Ketua RT 004/001 Kampung Tangkil, Hendra, menilai bahwa kegiatan keagamaan di vila itu dilakukan tanpa informasi atau pemberitahuan resmi. “Saya pertama kali tahu ada salib terpasang itu tanggal 30 April dari video yang viral di lingkungan,” ungkap Hendra.
Ia menambahkan bahwa pada 7 Juni, kegiatan ibadah dengan sekitar 130 peserta terjadi tanpa sepengetahuan banyak warga, berakibat pada laporan keluhan dari sekitar yang terganggu oleh pengeras suara saat shubuh.
Pemerintah Desa Tangkil kini berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi agar situasi ini tidak berlanjut menjadi konflik berkelanjutan di masyarakat.