youngthink.id – Universitas Gadjah Mada (UGM) menolak permohonan izin penggunaan University Club (UC) Hotel untuk acara peluncuran buku yang diprakarsai oleh Roy Suryo dan timnya. Keputusan tersebut diambil karena acara dinilai memiliki nuansa politik yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pengumuman ini disampaikan melalui pesan yang dikeluarkan oleh Roy Suryo, yang menuding adanya gangguan dari pihak tertentu. Sementara itu, UGM mengklarifikasi bahwa keputusan penolakan ini berlandaskan pertimbangan administratif dan prosedural yang diatur.
Pembatalan Acara dan Tanggapan Roy Suryo
Acara berjudul ‘Kado Tercantik 80 Tahun Indonesia Merdeka’ yang direncanakan berlangsung pada 18 Agustus 2025 di UC Hotel terpaksa dibatalkan. Roy Suryo mengumumkan penolakan izin pada pagi hari acara, mengatakan bahwa ada pihak-pihak yang menggangu penyelenggaraan.
Dalam pesan tersebut, Suryo mengidentifikasi adanya pengaruh dari pihak yang disebut ‘Termul’, merujuk pada kelompok pendukung Presiden Joko Widodo. Meski terdapat tensi, UGM mengkuatkan bahwa keputusan diambil secara objektif sesuai prosedur yang ditetapkan.
Faktor Penolakan Izin Oleh UGM
Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana, memaparkan bahwa keputusan untuk tidak memberikan izin diambil berdasarkan dua aspek, yakni prosedural dan politis. “UGM memahami bahwa kegiatan ini bernuansa politis yang terkait erat dengan isu yang melibatkan Bapak Joko Widodo,” ungkapnya.
Proses pemesanan acara sebelumnya diajukan oleh Aida pada 17 Agustus 2025 dengan alasan sebagai pertemuan kecil untuk membahas persiapan acara besar di Jogja. Namun, klaim ini diverifikasi dengan catatan bahwa tidak ada komunikasi lanjutan dari panitia terkait dengan kepastian acara.
Komitmen UGM terhadap Prosedur dan Keterbukaan
UGM menegaskan pentingnya mengikuti kaidah dan prosedur yang berlaku saat menyelenggarakan acara. Mereka tidak ingin terjebak dalam kepentingan politis yang dapat menciptakan suasana polarisasi di masyarakat.
Dalam pernyataan resminya, UGM menolak terlibat dalam acara yang berpotensi memicu kegaduhan. “UGM melakukan penolakan karena acara tersebut tidak menunjukkan keterbukaan dari awal dan berpotensi menimbulkan gaduh yang tidak perlu,” jelas Made.