youngthink.id – Gaya hidup minimalis semakin diminati oleh generasi muda di Indonesia. Konsep ini menekankan pada hidup sederhana dengan fokus pada kebutuhan pokok.
Apa Itu Gaya Hidup Minimalis?
Gaya hidup minimalis berakar dari filosofi ‘lebih sedikit adalah lebih baik’. Tujuan utamanya adalah mengurangi kepemilikan barang-barang yang tidak dibutuhkan agar hidup lebih terarah.
Tidak hanya soal mengurangi barang, minimalisme juga menitikberatkan pada hal-hal penting seperti kesehatan, hubungan, dan pengalaman hidup. Dengan menjalani hidup minimalis, stres dan kegelisahan akibat tumpukan barang bisa berkurang.
Minimalisme mengajak orang untuk mengenali barang-barang atau kegiatan yang benar-benar membawa nilai tambah. Dengan ini, pilihan hidup bisa lebih disederhanakan untuk mencapai kebahagiaan.
Kenapa Anak Muda Tertarik?
Banyak anak muda merasa tertekan oleh tuntutan gaya hidup modern dan menjadikan minimalisme sebagai solusi. Dengan mengadopsi gaya hidup ini, mereka bisa mendapatkan kebebasan dari jeratan materi.
Di era di mana media sosial mendorong budaya konsumtif, minimalisme menjadi cara untuk melawan tren tersebut. Gaya hidup ini lebih menitikberatkan pada pengalaman dan kebersamaan dibandingkan harta benda.
Komunitas minimalis di media sosial turut mendorong ketertarikan ini. Banyak cerita sukses dari penggiat minimalisme yang menginspirasi generasi muda untuk hidup lebih bahagia dan damai.
Tantangan dalam Mengaplikasikan Minimalisme
Meski terdengar menarik, mengaplikasikan minimalisme di lingkungan konsumtif tidaklah mudah. Kebanyakan orang sulit mengubah kebiasaan lama dan menolak godaan konsumsi.
Menentukan apa yang benar-benar dibutuhkan dan layak dilepaskan sering kali tantangan emosional. Banyak yang terikat dengan barang-barangnya secara emosional.
Tekanan sosial dari pandangan orang lain juga menjadi kendala. Banyak yang belum memahami bahwa minimalisme adalah tentang memilih hidup yang lebih berarti, bukannya hidup dalam kekurangan.