youngthink.id – Presiden RI Prabowo Subianto mengumumkan pembelian 55 pesawat Boeing dari AS untuk memperkuat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Langkah ini merupakan hasil dari kesepakatan dagang dengan AS yang dilakukan dalam pertemuan bilateral dengan Donald Trump.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Prabowo menegaskan bahwa modernisasi armada adalah langkah strategis untuk menjadikan Garuda kebanggaan bangsa. Dia menyatakan pentingnya Garuda sebagai maskapai nasional yang berkontribusi dalam sejarah Indonesia.
Strategi Pembangunan Garuda Indonesia
Prabowo menegaskan pentingnya membesarkan Garuda, yang disebutnya sebagai ‘kebanggaan kita’ dan ‘flag carrier nasional.’ Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung maskapai tersebut yang memiliki nilai historis dan simbolis bagi bangsa.
Dia juga menambahkan, ‘Cukup bagus. Kita juga tetap dari Airbus ya,’ yang mengindikasikan bahwa diversifikasi armada penting untuk memperkuat posisinya di industri penerbangan internasional. Dengan langkah ini, Garuda diharapkan dapat bersaing lebih baik di pasar global.
Kesepakatan Dagang dengan AS
Pembelian pesawat baru ini juga mencerminkan komitmen Indonesia untuk modernisasi armada. Kesepakatan yang lebih luas mencakup tarif 19% terhadap seluruh ekspor Indonesia ke AS yang berlaku mulai 1 Agustus 2025.
Sebagai imbal balik, Indonesia akan memberikan akses penuh bagi produk-produk AS dan menjalin kerja sama di bidang energi senilai US$15 miliar, serta produk pertanian sebesar US$4,5 miliar. Prabowo menjelaskan, ‘Kita masih butuh, sebagai contoh kita masih impor BBM, kita masih impor gas.’
Reaksi dan Harapan untuk Masa Depan
Donald Trump menyebut kesepakatan yang terjalin sebagai terobosan besar, yang membuka akses untuk produk pertanian, perikanan, dan manufaktur AS ke pasar Indonesia. Pernyataan ini disampaikan melalui akun Truth Social pada 8 Juli 2025, menandakan pentingnya kerjasama dua negara.
Kedua pemimpin menakankan bahwa hubungan dagang yang lebih kuat akan memberikan manfaat tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi kawasan Asia Tenggara. Dengan langkah ini, Indonesia berharap dapat memperkuat posisi strategisnya di industri global dan meningkatkan kapasitas dalam transportasi udara.