youngthink.id – Prabowo Subianto menyatakan bahwa selama masa penjajahan Belanda, kekayaan Indonesia yang diambil mencapai 31 triliun US Dollar. Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam acara Pembukaan Indodefence Expo & Forum di Jakarta.
Menurut Prabowo, nilai kekayaan tersebut setara dengan 18 kali GDP Indonesia saat ini atau 140 tahun APBN kita. Ini memperkuat pandangannya tentang potensi ekonomi Indonesia ke depan.
Pernyataan di Forum Pertahanan
Presiden Prabowo Subianto menyinggung kekayaan Indonesia yang hilang akibat penjajahan Belanda dalam forum Indo Defence 2025 yang dihadiri berbagai perwakilan negara. Prabowo merujuk pada riset baru yang menyoroti nilai kekayaan yang diambil selama penjajahan mencapai 31 triliun US Dollar.
Nilai ini menggambarkan potensi ekonomi besar yang dimiliki Indonesia namun tersia-siakan selama era penjajahan. Prabowo menekankan pentingnya belajar dari masa lalu untuk pembangunan ekonomi ke depan.
Perbandingan Nilai Ekonomi
Prabowo menjelaskan perbandingan antara GDP Indonesia saat ini dan kekayaan yang diambil selama penjajahan. Saat ini, GDP Indonesia sebesar 1,5 triliun US Dollar, sementara kekayaan yang diambil setara dengan 18 kali angka tersebut.
Selain itu, menurut Prabowo, nilai kekayaan yang hilang juga setara dengan 140 kali APBN Indonesia tahun 2025 yang mencapai Rp 3.621 triliun. Perbandingan ini menunjukkan signifikansi jumlah kekayaan yang hilang dari Indonesia selama penjajahan.
Optimisme Masa Depan Indonesia
Selain menjelaskan kekayaan yang hilang, Prabowo juga menyoroti optimisme masa depan ekonomi Indonesia. Dia menyebut bahwa Belanda memiliki GDP per kapita tertinggi saat menjajah Indonesia, namun Indonesia berpotensi menjadi ekonomi besar dunia pada 2045.
Prabowo optimis kemiskinan di Indonesia dapat diatasi sebelum 2045, dan menegaskan keyakinan serta tekadnya untuk mencapai visi tersebut bersama pemerintahannya.
