youngthink.id – Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menegaskan akan melibatkan semua atlet, dari tingkat elite hingga bawah, dalam penilaian prestasi mereka. Ini termasuk dua atlet unggulan, Fajar Alfian dan Apriyani Rahayu, yang menjadi perhatian karena prestasi yang telah mereka raih.
Apriyani Rahayu, peraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, dan Fajar Alfian, juara All England, kini menghadapi penilaian ketat saat berupaya menyesuaikan diri dengan kondisi pasca-cedera dan perubahan pasangan.
Komitmen PP PBSI dalam Penilaian Atlet
PP PBSI memastikan setiap atlet akan masuk dalam daftar penilaian tanpa kecuali. Wakil Ketua Umum I PBSI, Taufik Hidayat, menjelaskan bahwa semua atlet harus mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan meskipun tidak selalu berada di puncak prestasi.
Taufik menekankan pentingnya proses dalam penilaian ini, karena atlet butuh waktu untuk dapat menunjukkan performa terbaik mereka. “Karena butuh proses kan. Masa kita kasih 1-2 pertandingan tiba-tiba enggak bagus, kita keluarkan kan (dari Pelatnas) enggak mungkin?” ujarnya.
Dia juga mengingatkan bahwa keberadaan atlet di pelatnas harus ditinjau dari berbagai aspek. Salah satu contohnya adalah kesesuaian pasangan dalam nomor ganda, seperti yang dialami oleh Daniel Marthin yang tengah dalam proses meskipun baru saja mencatat prestasi.
Dengan pendekatan yang lebih inklusif ini, diharapkan setiap atlet dapat terus berkembang dan menunjukkan kualitas terbaik mereka di kejuaraan mendatang.
Pencapaian Apriyani Rahayu
Apriyani Rahayu, saat ini berpasangan dengan Febi Setianingrum, memiliki prestasi yang mengesankan, termasuk medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 dan beberapa gelar di tingkat internasional. “Meskipun kemarin juara All England? Tapi kan tahun lalu itu,” ujarnya, yang menekankan bahwa pencapaian masa lalu perlu diimbangi dengan performa terkini.
Sebelumnya, Apriyani berpasangan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang kini dipasangkan dengan Lanny Tria Mayasari. Perpindahan ini menggambarkan dinamika dan strategi regenerasi dalam dunia bulutangkis Indonesia.
Dengan upaya intensif dalam proses pemulihan dan penyesuaian pasangan, diharapkan kedua atlet ini dapat meraih prestasi lebih baik dalam turnamen yang akan datang. Komitmen untuk terus berlatih dan beradaptasi menjadi kunci bagi keberhasilan mereka.
Timurnya regenerasi dalam bulutangkis menunjukkan bahwa PP PBSI sedang melakukan peremajaan yang diperlukan dalam tim agar dapat bersaing di tingkat internasional.
Perubahan Pasangan Fajar Alfian
Fajar Alfian kini dipasangkan dengan Muhammad Shohibul Fikri untuk menghadapi serangkaian turnamen mendatang, seperti Japan Open, China Open, dan Macau Open. Penyesuaian ini bertujuan memberi peluang baru bagi keduanya untuk menunjukkan performa terbaik.
Taufik Hidayat menjelaskan tentang transisi pasangan ini, “Meskipun saat ini ada transisi dalam pasangan, harapannya adalah untuk tetap bertahan di puncak prestasi dengan strategi yang tepat,” menjelaskan situasi yang dihadapi mereka.
Hal ini menjadi lebih menantang mengingat Rian, pasangan Fajar sebelumnya, sedang mempersiapkan kelahiran anak, dan Daniel Marthin juga tengah dalam proses pemulihan cedera. Komitmen PP PBSI untuk memberikan waktu bagi atlet beradaptasi menjadi kunci kenapa proses penilaian ini perlu diberi ruang.
Kebijakan yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas performa seluruh atlet nasional dan mempersiapkan mereka untuk berbagai kompetisi mendatang.