Peringatan Gempa Megathrust di Indonesia: Waspadai Ancaman Bencana

Peringatan Gempa Megathrust di Indonesia: Waspadai Ancaman Bencana

youngthink.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru saja memberikan peringatan serius terkait potensi gempa besar di dua zona Megathrust di Indonesia. Zona-zona ini, Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, sudah lama tidak mengalami aktivitas gempa signifikan dan bisa menjadi sumber bencana di masa depan.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menekankan pentingnya masyarakat untuk waspada. Energi yang terakumulasi di kedua zona ini semakin meningkat dan bisa membawa dampak yang sangat besar jika terlepas.

Peringatan tentang Kehadiran Gempa Megathrust

BMKG mengungkapkan bahwa Indonesia, sebagai bagian dari kawasan Cincin Api Pasifik, memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana gempa dan tsunami. Daryono mengingatkan bahwa kedua zona Megathrust ini belum mengalami gempa selama berabad-abad, yang meningkatkan risiko terjadinya gempa besar.

Baru-baru ini, sebuah gempa berkekuatan M5,2 mengguncang Nias Barat, yang berhubungan dengan aktivitas di zona Mentawai-Siberut. Daryono menegaskan bahwa gempa ini merupakan gempa dangkal akibat pergerakan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.

Risiko Tsunami dan Dampak Gempa

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga memberi peringatan tentang potensi tsunami yang bisa timbul akibat bergetarnya energi di zona subduksi selatan Jawa Barat. Menurut mereka, jika megathrust di Pangandaran mengalami gempa besar, gelombang tsunami bisa mencapai 20 meter dan berdampak luas hingga ke Jakarta.

Nuraini Rahma Hanifa dari BRIN menjelaskan prediksi tsunami di pesisir Banten dapat mencapai ketinggian antara 4 hingga 8 meter. Sementara itu, Jakarta diperkirakan akan menerima tsunami dengan ketinggian minimal 1 meter yang datang sekitar 2,5 jam setelah gempa.

Langkah Mitigasi dan Persiapan Masyarakat

Walaupun BMKG belum bisa memastikan kapan gempa ini akan terjadi, mereka terus mendorong masyarakat untuk selalu waspada. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menekankan pentingnya mitigasi dan edukasi untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi potensi bencana.

READ  Wacana Pemindahan Kucing Liar ke Pulau Kucing di Jakarta

BMKG telah memasang sensor peringatan dini di zona megathrust dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membangun infrastruktur seperti jalur evakuasi dan sistem peringatan dini. Selain itu, mereka juga berkolaborasi dengan Indian Ocean Tsunami Information Center untuk memberikan edukasi kepada 25 negara di Samudra Hindia tentang risiko bencana ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *