youngthink.id – Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, berencana untuk mengumumkan pengunduran dirinya pada akhir bulan depan setelah koalisi pemerintah yang dipimpinnya kalah dalam pemilu majelis tinggi parlemen.
Keputusan ini diungkapkan oleh surat kabar Mainichi dan belum dibantah oleh pemerintah Jepang, di tengah tekanan yang semakin besar dari dalam Partai Demokrat Liberal (LDP).
Situasi Politik yang Memanas
Pengumuman pengunduran diri Ishiba muncul setelah koalisi pemerintah mengalami kekalahan telak dalam pemilu majelis tinggi pada Minggu (20/7).
Sebelumnya, Ishiba bertekad untuk tetap menjalankan jabatannya, namun situasi politik memaksanya untuk mempertimbangkan kembali posisinya.
Respons Terhadap Kesepakatan AS-Jepang
Sehari setelah kekalahannya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa sebuah kesepakatan besar senilai US$ 550 miliar telah dicapai dengan Jepang.
Ishiba menyatakan bahwa dia siap untuk bertemu atau berbicara dengan Trump tentang kesepakatan tersebut, namun mengingat dampaknya terhadap keputusannya untuk mundur, dia menambahkan, ‘Saya tidak bisa mengatakannya sampai saya memeriksa hasil perjanjian tersebut.’
Rencana dan Penghadapan di Partai
Ishiba dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin partai pada Rabu (23/7) untuk membahas hasil pemilu dan rencana ke depan.
Pertemuan ini sangat penting untuk menyusun strategi baru bagi Partai Demokrat Liberal menghadapi tantangan politik di masa mendatang.