youngthink.id – Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengumumkan penurunan tarif impor produk dari Indonesia menjadi 19%. Namun, keputusan ini tidak mengubah harga jual iPhone di pasar Indonesia.
Dikarenakan Apple tidak memproduksi iPhone di AS, maka produk tersebut tetap dikenakan bea masuk yang berlaku, berbeda dengan produk AS yang kini bebas tarif.
Situasi Kelemahan Produksi Apple
Saat ini, produksi iPhone oleh Apple dilakukan di luar AS, dengan Foxconn sebagai mitra utama di China. Hal ini menciptakan tantangan baru bagi Apple, terutama di tengah konflik geopolitik yang semakin memburuk antara AS dan China.
Diberitakan bahwa dengan meningkatnya ancaman tarif impor dari AS, Apple telah melakukan langkah proaktif untuk memindahkan beberapa fasilitas produksinya ke negara lain, termasuk India. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada China dan meningkatkan fleksibilitas rantai pasokan.
Produksi iPhone di India
Fasilitas produksi di India kini berfungsi untuk memenuhi permintaan pasar AS secara eksklusif. Sebelumnya, pabrik tersebut juga melayani permintaan dari negara-negara lainnya seperti Belanda, Ceko, dan Inggris.
Menggembirakan, Foxconn melaporkan bahwa ekspor iPhone dari India telah mencapai US$3,2 miliar dalam periode Maret hingga Mei 2025. Sangat menarik, 97% dari ekspor ini ditujukan ke pasar AS, menunjukkan vitalitas India dalam strategi global Apple.
Perbandingan Data Ekspor
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah ekspor iPhone dari India mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2024. Tahun lalu, hanya 50,3% dari total pengapalan produk dari pabrik India yang dikirim ke AS.
Peningkatan ini menandakan bahwa India berperan semakin penting dalam rantai pasokan global Apple, dan dengan fokus yang semakin terarah ke India, strategi pasokan untuk kebutuhan di pasar Indonesia pun mungkin akan mengalami perubahan di masa depan.
