youngthink.id – Insiden kanker kolorektal pada generasi muda kian meningkat, terutama bagi mereka yang lahir pada pertengahan 1990-an. American Cancer Society (ACS) kini merekomendasikan agar skrining kanker usus besar dimulai pada usia 45 tahun daripada 50 tahun.
Data menunjukkan bahwa jumlah orang dewasa berusia 45 hingga 49 tahun yang menjalani skrining kanker kolorektal melonjak dari 20,8 persen pada tahun 2019 menjadi 33,7 persen pada tahun 2023. Namun, penyebab pasti dari peningkatan ini masih menjadi misteri.
Peningkatan Kasus di Kalangan Usia Muda
Penelitian oleh ACS menunjukkan adanya lonjakan signifikan pada kelompok usia 45 hingga 49 tahun yang melakukan skrining kanker kolorektal. Angka ini meningkat drastis dari 20,8 persen pada 2019 menjadi 33,7 persen pada 2023.
Elizabeth Schafer, ilmuwan dari ACS, menyatakan bahwa penyebab peningkatan kasus ini belum sepenuhnya dipahami. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelajahi berbagai kemungkinan, termasuk dampak mikroplastik dan tingkat konsumsi makanan olahan.
Joseph Rinaldi, seorang ahli gastroenterologi, menambahkan bahwa ada beberapa faktor di luar pedoman skrining yang mungkin turut menyebabkan lonjakan insiden kanker kolorektal ini. “Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, baik lingkungan, genetik, maupun berbasis populasi,” ujarnya.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala khas kanker kolorektal termasuk perdarahan, yang dialami oleh 41 persen pasien di bawah usia 50 tahun. Jessica Star dari ACS menyebutkan bahwa banyak yang mengabaikan gejala ini karena merasa tidak nyaman untuk membicarakannya.
Selain perdarahan, gejala lain seperti kram perut, perubahan kebiasaan buang air besar, dan penurunan berat badan juga harus diwaspadai. Star mengingatkan akan pentingnya memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala tersebut dalam jangka waktu beberapa minggu.
“Jika masih muda dan kekhawatiran tidak ditangani, segera konsultasikan ke dokter,” imbuh Star. Penanganan dini sangat penting agar kanker kolorektal tidak terdeteksi pada stadium yang sudah parah.
Pengalaman Pasien Usia Muda
Banyak pasien kanker kolorektal yang awalnya didiagnosis dengan wasir sebelum akhirnya diketahui sedang mengidap kanker. Salah satu contohnya adalah Kelly Spill yang merasakan gejala setelah melahirkan, namun dokter saat itu menghubungkannya dengan kondisi pascapersalinan.
Spill menuturkan, “Suatu hari saya melihat darah dalam tinja, dan saya sangat khawatir. Setelah melakukan kolonoskopi, saya didiagnosis dengan kanker kolorektal stadium III pada usia 28 tahun.” Kasus serupa banyak ditemukan di kalangan pasien lain yang merasa tidak dihiraukan.
Pengalaman ini menunjukkan pentingnya memperhatikan setiap gejala yang muncul dan tidak ragu untuk meminta penilaian kedua. Deteksi dini dapat menjadi kunci dalam menangani kanker kolorektal sebelum berkembang ke stadium lanjut.