youngthink.id – Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengumumkan rencana pemindahan kantor pusat Bank DKI yang kini telah berganti nama menjadi Bank Jakarta. Ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan citra dan kelas bank setelah rebranding yang resmi dilakukan pada 22 Juni 2025.
Pramono menekankan bahwa lokasi kantor baru akan sangat strategis, sebagai langkah penting dalam mendukung posisi perusahaan di masa depan. “Nanti tempatnya akan kami sampaikan, yang jelas di tempat yang sangat strategis,” ungkapnya setelah peresmian identitas baru di Jakarta Selatan.
Rebranding dan Pemindahan Kantor
Dalam sambutannya, Gubernur Pramono menyatakan bahwa pemindahan ini merupakan respons terhadap Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia menjelaskan bahwa upaya ini tidak hanya terkait pencatatan saham perdana, tetapi juga untuk menyediakan fasilitas yang lebih representatif.
“Saya sudah memberikan tugas dan sekaligus menjawab apa yang menjadi harapan dan keinginan dari otoritas OJK, Pak Dian Ediana Rae, bahwa supaya bisa naik kelas selain IPO kantornya juga harus representatif dan di tempat yang strategis,” jelasnya.
Langkah ini bertujuan untuk menarik perhatian lebih banyak nasabah, terutama dalam peningkatan citra bank di tengah persaingan yang semakin ketat di sektor keuangan.
Logo dan Identitas Baru
Proses rebranding Bank DKI tidak hanya sebatas penggantian nama, tetapi juga mencakup perubahan logo, semboyan, dan warna korporasi. Logo baru Bank Jakarta menampilkan simbol Monumen Nasional (Monas) yang didesain secara modern, merefleksikan semangat baru perusahaan.
“Logonya adalah simbol dari Monas yang dibuat kekinian dan memberikan harapan baru,” tambah Pramono.
Dengan identitas yang baru, diharapkan Bank Jakarta dapat memperkuat posisinya di pasar serta menarik minat generasi muda yang lebih memahami nilai-nilai modern dalam perbankan.
Warna Oranye dan Dukungan untuk Persija
Pemilihan warna oranye sebagai warna utama Bank Jakarta bukan tanpa alasan. Menurut Pramono, warna ini memiliki makna khusus yang menunjukkan dukungan terhadap klub sepak bola ibu kota, Persija Jakarta.
“Kenapa nantinya Bank Jakarta ini warnanya menjadi oranye? Itu bagian dari komitmen saya untuk membesarkan Persija. Percuma, bank maju tapi Persijanya enggak menang,” ujarnya, disambut tawa oleh para hadirin.
Kombinasi elemen-elemen ini diharapkan akan menciptakan ikatan yang lebih erat antara Bank Jakarta dan masyarakat Jakarta, terutama para penggemar sepak bola yang identik dengan warna oranye.