Mengungkap Rahasia Pelangi: Kenapa Bentuknya Setengah Lingkaran?

Mengungkap Rahasia Pelangi: Kenapa Bentuknya Setengah Lingkaran?

youngthink.id – Pelangi sering kali menampakkan diri dalam bentuk yang menawan, tapi banyak yang belum tahu mengapa bentuknya hanya setengah lingkaran. Penjelasan di balik fenomena ini bukan sekedar soal estetika, melainkan ada ilmu yang mendasarinya.

Dalam artikel ini, kita akan membedah sains di balik pelangi dan alasan di balik kehadiran setengah lingkaran yang memukau tersebut.

Apa Itu Pelangi?

Pelangi merupakan fenomena optik yang terjadi ketika sinar matahari melewati butiran air, seperti saat hujan, dan mengalami pembiasan. Proses ini menciptakan spektrum cahaya yang terlihat sebagai warna yang beragam dan indah.

Warna-warna yang tersusun dalam pelangi tersebut berurutan dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, hingga ungu. Setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda, dan perbedaan ini berkontribusi pada cara kita melihat pelangi.

Mengapa Bentuknya Setengah Lingkaran?

Bentuk setengah lingkaran pada pelangi diakibatkan oleh interaksi antara cahaya matahari dan tetesan air. Ketika cahaya memasuki tetesan air, ia dibengkokkan dan terpecah menjadi warna-warna yang berbeda.

Melihat dari permukaan tanah, pelangi tampak seperti setengah lingkaran karena hanya separuhnya yang dapat terlihat, sementara bagian lainnya terbenam di bawah horizon. Proses pembiasan ini membentuk pola setengah lingkaran yang kita amati.

Kapan dan Di Mana Kita Bisa Melihat Pelangi?

Pelangi biasanya muncul saat matahari bersinar setelah hujan, dengan cuaca cerah di arah berlawanan dari posisi matahari. Oleh karena itu, mengetahui posisi matahari dan keberadaan hujan sangat penting untuk menemukan pelangi.

Selain dari hujan, pelangi juga bisa muncul di tempat yang kaya uap air, seperti air terjun atau embun di pagi hari. Waktu yang paling ideal untuk melihat pelangi adalah saat sinar matahari berada rendah di langit dan hujan ringan masih menyisakan tetesan.

READ  Fenomena Geng Jogging Pagi: Olahraga atau Ajang Sosialisasi?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *