youngthink.id – Manchester United melakukan langkah mengejutkan dengan merekrut kiper Royal Antwerp, Senne Lammens, di hari terakhir bursa transfer. Keputusan ini bisa dibilang mencerminkan urgensi klub untuk memperbaiki posisi penjaga gawang yang tengah bermasalah.
Transfer Lammens yang memakan biaya sebesar 18,2 juta poundsterling (sekitar Rp 399 miliar) diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi masalah kiper yang dihadapi klub.
Krisis Penjaga Gawang dan Keputusan Mendesak
Manchester United berhadapan dengan tantangan serius di posisi kiper, terutama setelah serangkaian blunder dari Andre Onana dan Altay Bayindir di awal musim ini. Manajemen klub pun merasa perlu untuk segera mencari solusi menjelang penutupan bursa transfer.
Dengan kehadiran Senne Lammens, yang masih berusia 23 tahun, diharapkan bisa memberikan angin segar kepada tim. Proses transfernya dirampungkan dengan kontrak berdurasi lima tahun, menjadikannya bagian dari skema jangka panjang MU.
Keputusan untuk merekrut Lammens tentu sangat mendesak mengingat kinerja kiper yang ada tidak memenuhi ekspektasi. Ini adalah langkah strategis untuk memperbaiki situasi yang semakin mendesak bagi klub.
Alasan Mundurnya dari Perburuan Emi Martinez
Sebelum memutuskan untuk merekrut Lammens, Manchester United sempat membidik Emiliano Martinez dari Aston Villa. Namun, harga transfer yang diperkirakan dua kali lipat lebih tinggi membuat pihak klub beralih ke pemain yang lebih realistis.
Martinez juga dikabarkan meminta gaji sekitar 200 ribu poundsterling per minggu, yang dianggap terlalu membebani keuangan klub saat ini. Dengan anggaran transfer yang sudah melebihi 200 juta poundsterling, United lebih memilih untuk berinvestasi pada Lammens.
Keputusan ini mencerminkan kebijakan transfer yang lebih berhati-hati dan mempertimbangkan faktor finansial di samping kualitas pemain.
Persaingan di Skuad Kiper Manchester United
Kedatangan Lammens tentu akan memperketat persaingan di posisi penjaga gawang tim. Saat ini, skuad Manchester United sudah memiliki Andre Onana, Altay Bayindir, dan Tom Heaton, di mana Onana diyakini masih ingin bertahan di tim.
Meskipun Upaya Bayindir untuk menunjukkan kemampuannya, beberapa kesalahan di laga-laga sebelumnya membuat posisinya terancam. Manajer Ruben Amorim masih mendukung semua kiper di bawahnya, meskipun terjadi ketidakpuasan oleh performa yang ditunjukkan sejauh ini.
Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi, persaingan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas permainan kiper Manchester United ke depannya.