youngthink.id – Presiden Joko Widodo menekankan bahwa kepemilikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak didominasi oleh segelintir orang, melainkan berada di tangan seluruh anggota.
Dalam pidatonya di Kongres Perdana PSI di Solo, Jokowi memperkenalkan istilah ‘partai super tbk’ yang mengedepankan transparansi dan partisipasi semua anggota.
Makna ‘Partai Super Tbk’
Dalam pidatonya, Jokowi menjelaskan bahwa istilah ‘partai super tbk’ melambangkan partai tanpa kepemilikan elit atau kepentingan keluarga. Setiap anggota partai memiliki hak suara yang setara dalam memilih pemimpin agar prosesnya lebih demokratis.
Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat basis massa PSI agar lebih inklusif, khususnya dengan menggunakan teknologi pemilihan suara secara elektronik. Jokowi pun menegaskan, ‘Karena suaranya dihargai, partisipasinya dihargai.’
Transparansi Melalui E-Voting
Jokowi menyoroti pentingnya teknologi dalam menciptakan keputusan politik yang lebih transparan. ‘Kalau model politik seperti ini kita lakukan tidak ada lagi yang namanya politik di belakang layar. Semuanya open, semuanya terbuka, semuanya transparan,’ ujarnya.
E-voting yang diterapkan dalam Pemilihan Ketua Umum PSI merupakan salah satu wujud nyata dari upaya ini, yang mengharuskan seluruh anggota ikut serta dalam proses pemilihan.
Hasil Pemilihan Ketua Umum PSI
Kongres Perdana PSI juga memutuskan Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, sebagai Ketua Umum baru. Dalam pemilihan melalui e-voting, Kaesang berhasil meraih 65,28 persen suara, mengalahkan dua pesaingnya, Bro Ron dan Agus Mulyono.
Proses pemilihan berlangsung dari 12 hingga 18 Juli, dan melibatkan semua kader terdaftar di PSI sebagai pemilih. Hasil tersebut menunjukkan dukungan kuat anggota terhadap kepemimpinan baru yang diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi partai.