youngthink.id – Indonesia baru saja menandatangani kesepakatan penting dengan Turki untuk mengakuisisi 48 unit jet tempur generasi kelima KAAN. Nilai transaksi dari kesepakatan ini mencapai lebih dari US$10 miliar atau sekitar Rp161 triliun.
Penandatanganan Kesepakatan dan Reaksi Pihak Turki
Penyelewengan nota kesepahaman (MoU) berlangsung di hari pertama Indo Defence Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Rabu (11/6), disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, menandatangani MoU tersebut bersama Presiden Badan Industri Pertahanan (SSB) Turki, Haluk Gorgun. MoU ini dianggap sebagai ekspor terbesar dalam sejarah industri militer Turki.
Kesepakatan ini tidak sebatas pada pembelian jet tempur, melainkan juga melibatkan kerja sama dalam produksi komponen KAAN yang akan dilakukan di Indonesia.
Pujian dari Pemimpin Turki dan Ahli Pertahanan
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pernyataannya di akun X, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting bagi kemajuan industri pertahanan Turki dan memberikan manfaat strategis bagi kedua negara.
Yusuf Akbaba, seorang pakar industri pertahanan asal Turki, mengemukakan bahwa kontribusi Indonesia dalam proyek ini sangat penting untuk menekan biaya produksi KAAN. Ia bahkan optimis bahwa proyek ini akan menarik perhatian negara-negara Islam lainnya.
Proyeksi dan Fitur Jet Tempur KAAN
Indonesia berharap jet KAAN dapat menggantikan armada F-16 yang sudah tua serta mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh proyek KF-21 dari Korea Selatan.
Analis menilai fitur yang dimiliki KAAN lebih canggih dibandingkan KF-21, termasuk integrasi dengan kecerdasan buatan dan kemampuan untuk berkolaborasi dengan drone.
Direktur Utama Turkish Aerospace Industries (TUSAS), Mehmet Demiroglu, mengonfirmasi bahwa dua prototipe KAAN direncanakan untuk memulai penerbangan pada 2025. Pengiriman pertama untuk Angkatan Udara Turki diharapkan berlangsung antara 2028 hingga awal 2030-an.