youngthink.id – Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Perdagangan Budi Santoso, berencana membuka keran impor food tray untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG). Namun, rencana ini mendapatkan penolakan dari Asosiasi Produsen Wadah Makan Indonesia (Apmaki) yang khawatir akan dampaknya terhadap bisnis lokal.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Budi menegaskan pentingnya memenuhi kebutuhan nasional, sementara Apmaki meminta dukungan lebih untuk produk lokal yang dinilai mampu mencukupi kebutuhan tersebut.
Penolakan Import Food Tray oleh Apmaki
Asosiasi Produsen Wadah Makan Indonesia (Apmaki) mengambil sikap tegas menolak rencana pemerintah untuk membuka impor nampan makanan, diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 22 Tahun 2025. Mereka berpendapat bahwa kebijakan ini bisa mengancam keberlangsungan usaha produsen lokal yang sudah ada.
Pihak Apmaki menyatakan bahwa mereka memiliki kapasitas dan kemampuan untuk memenuhi permintaan pangan dalam negeri, khususnya untuk program makan bergizi gratis. Mereka beranggapan bahwa dukungan pemerintah seharusnya lebih berfokus pada produk yang diproduksi secara domestik.
Dalam pernyataannya, Apmaki menginginkan agar pemerintah memberikan kesempatan yang lebih baik bagi pelaku industri lokal untuk berkontribusi dalam pencapaian target pemenuhan pangan nasional.
Pernyataan Menteri Perdagangan
Menanggapi penolakan dari Apmaki, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa pembukaan impor food tray adalah langkah yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan nasional. Ia menekankan, ‘food tray ini kan memang dibuka ya itu untuk kepentingan program makan bergizi gratis. Ya karena kita banyak membutuhkan produk itu.’
Budi juga menambahkan bahwa penggunaan produk dalam negeri tetap diperbolehkan selama memenuhi standar yang ditetapkan. Ia menjelaskan, ‘Kalau misalnya di dalam negeri ada kan, kan kita juga tidak melarang menggunakan produksi dalam negeri.’ Terlepas dari hal tersebut, pemerintah memandang penting untuk tetap membuka kesempatan bagi impor.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha menyeimbangkan kebutuhan antara produk lokal dan impor, tetapi Apmaki tetap skeptis terhadap keputusan ini.
Risiko dari Produk Impor
Apmaki tidak hanya menolak impor food tray karena alasan bisnis, tetapi juga mengungkapkan keprihatinan mengenai kualitas produk food tray yang diimpor. Mereka menilai produk impor terkadang tidak memenuhi standar dan bisa membawa risiko pencemaran pada makanan.
Misalnya, kemungkinan adanya bahan makanan yang tidak sesuai dapat menyebabkan masalah seperti karat yang dapat mencemari makanan. Apmaki mengingatkan pentingnya menggunakan wadah yang terjamin keamanannya untuk mendukung kesehatan masyarakat, karena keamanan dalam penyajian makanan adalah prioritas yang tidak bisa diabaikan.
Dalam konteks ini, Apmaki mengajak pemerintah untuk mempertimbangkan dengan serius masukan dari mereka yang sudah berpengalaman dalam industri ini.