youngthink.id – Fenomena ‘quiet quitting’ tengah hangat diperbincangkan di kalangan milenial. Banyak di antara mereka mulai merasa bahwa menyelesaikan tugas tanpa berusaha lebih adalah pilihan yang lebih baik.
Kondisi ini muncul di tengah tekanan dan stres pekerjaan yang semakin meningkat. Banyak milenial memilih untuk menarik diri dari ekspektasi yang dianggap tidak realistis di tempat kerja.
Apa Itu Quiet Quitting?
Quiet quitting adalah istilah yang merujuk pada karyawan yang melakukan pekerjaan minimal tanpa berusaha ekstra. Fenomena ini muncul ketika generasi milenial merasa tidak puas dengan situasi kerja mereka.
Saat tekanan untuk selalu produktif meningkat, banyak milenial memilih untuk menjaga kesehatan mental dengan tidak terlibat secara berlebihan dalam pekerjaan mereka.
Penyebab Munculnya Quiet Quitting
Burn-out adalah salah satu penyebab utama fenomena ini. Situasi ini sering kali terjadi akibat lingkungan kerja yang tidak mendukung dan ekspektasi yang terlalu tinggi.
Selanjutnya, kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan juga berperan. Milenial mencari cara untuk menikmati hidup tanpa terjebak dalam rutinitas kerja yang melelahkan.
Dampak Quiet Quitting bagi Dunia Kerja
Quiet quitting dapat memengaruhi produktivitas di dunia kerja. Perusahaan mungkin akan merasakan penurunan kinerja jika banyak karyawan memilih untuk tidak terlibat secara penuh.
Namun, di sisi lain, fenomena ini juga bisa menjadi sinyal bagi perusahaan untuk mengevaluasi dan memperbaiki lingkungan kerja mereka. Dengan memahami kebutuhan karyawan, perusahaan dapat menciptakan tempat kerja yang lebih mendukung.