youngthink.id – Banyak orang membeli buku dengan semangat tinggi, tetapi akhirnya terjebak di rak tanpa dibaca. Fenomena ini sebenarnya cukup umum dan patut untuk dibahas lebih dalam.
Mengapa Orang Membeli Buku?
Salah satu alasan utama orang membeli buku adalah untuk memperluas wawasan. Buku sering dianggap sebagai sumber pengetahuan yang sangat berharga, dan banyak yang merasa terinspirasi untuk memiliki koleksinya.
Selain itu, ada juga aspek emosional yang turut berperan. Membeli buku dapat memberikan kepuasan tersendiri, bahkan jika akhirnya buku itu hanya menjadi pajangan di rak.
Terkadang orang membeli buku karena mengikuti tren atau rekomendasi dari teman. Tekanan sosial atau ‘fear of missing out’ sering membuat seseorang membeli buku yang sedang populer tanpa benar-benar berniat membacanya.
Dampak dari Kebiasaan Ini
Membeli buku tetapi tidak membacanya dapat menyebabkan penyesalan. Setelah berinvestasi pada buku yang mahal, banyak orang merasa bersalah ketika tidak sempat membacanya.
Selain itu, kebiasaan ini dapat mempengaruhi hubungan kita dengan bacaan. Buku-buku yang tidak tersentuh dapat menimbulkan rasa cemas jika kita membandingkan diri dengan orang lain yang lebih rajin membaca.
Buku yang ditumpuk di rak bisa juga memicu perasaan buruk di kalangan pembaca. Kenaikan jumlah buku yang tidak dibaca menunjukkan bahwa ada ketidakcocokan antara aspirasi membaca dan realitas waktu yang dimiliki.
Cara Mengatasi Kebiasaan Ini
Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan membuat daftar bacaan yang realistis. Daripada membeli banyak buku sekaligus, fokuslah pada beberapa judul yang benar-benar menarik perhatian.
Selain itu, cobalah untuk membeli buku dengan niat yang jelas. Jika terus berusaha membeli buku hanya untuk merasa lebih pintar, maka persepsi kita tentang membaca akan menjadi negatif.
Menciptakan lingkungan membaca yang nyaman juga dapat membantu. Dengan menyediakan waktu khusus untuk membaca, kita bisa meningkatkan peluang untuk menyentuh buku dan menikmatinya.