Empat Prajurit TNI Ditangkap Usai Penganiayaan Prada Lucky yang Mengakibatkan Kematian

Empat Prajurit TNI Ditangkap Usai Penganiayaan Prada Lucky yang Mengakibatkan Kematian

youngthink.id – Empat prajurit TNI telah ditangkap oleh Polisi Militer (POM) setelah diduga menganiaya Prada Lucky Chepril Saputra Namo hingga tewas. Prada Lucky, yang baru dua bulan dilantik, mengalami trauma berat dan meninggal dunia di RSUD Aeramo, Nagekeo, NTT.

Kepastian penangkapan ini disampaikan oleh Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, yang menyatakan bahwa tindakan kekerasan ini kini tengah diselidiki lebih lanjut. Pangdam IX Udayana juga memantau langsung kasus ini untuk memastikan ketegasan dan transparansi dalam penanganannya.

Kronologi Kejadian

Prada Lucky Chepril Saputra Namo, seorang prajurit yang baru dilantik, dilaporkan mengalami penganiayaan oleh seniornya. Menurut saksi, konflik yang terjadi sebelum kejadian berujung pada tindakan kekerasan yang fatal.

Prada Lucky yang berumur 23 tahun itu ditemukan dalam kondisi kritis dan dilarikan ke ICU di RSUD Aeramo, Nagekeo. Sayangnya, ia tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia akibat cedera yang dideritanya.

Kejadian ini semakin menjadi perhatian publik, terutama terkait isu kekerasan yang sering terjadi dalam lingkungan militer yang seharusnya menjunjung disiplin dan kehormatan.

Penyelidikan dan Penanganan Kasus

Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, mengungkapkan bahwa POM telah menangkap empat prajurit yang terlibat dan saat ini mereka ditahan di Subdenpom Ende. Proses penyelidikan dilakukan secara cepat untuk memastikan kebenaran dugaan penganiayaan tersebut.

Direktur RSUD Aeramo, Chandrawati Saragih, mengungkapkan bahwa terdapat lebam pada tubuh Prada Lucky yang mengindikasikan kekerasan. Namun, beliau tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kemungkinan adanya luka sayat akibat penganiayaan.

Pangdam IX Udayana juga telah memerintahkan penanganan kasus ini dengan transparan, menunjukkan perhatian serius dari pihak pimpinan militer terkait insiden tragis ini.

READ  Pemecatan Tri Yanto: Bukan karena Korupsi, Tapi Pelanggaran Akses Dokumen

Respon Keluarga dan Masyarakat

Keluarga Prada Lucky, khususnya sang ayah, menyatakan kemarahan atas kejadian yang menimpa putranya. Mereka menuntut agar pelaku mendapatkan hukuman berat, bahkan ancaman hukuman mati bagi yang terlibat dalam penganiayaan ini.

Masyarakat juga mengungkapkan perlunya penegakan hukum yang lebih tegas dalam kasus-kasus kekerasan dalam lingkungan militer. Insiden ini mendorong berbagai pihak untuk lebih memperhatikan aspek keselamatan dan hak asasi manusia di institusi tersebut.

Diharapkan proses hukum yang berjalan saat ini mampu memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya, serta mengurangi kemungkinan terjadinya insiden serupa di masa depan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *