youngthink.id – Agustina Hastarini, istri Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, baru-baru ini menjadi sorotan publik terkait perjalanan ke Eropa yang diduga melibatkan pendampingan resmi. Namun, melalui akun Instagramnya, ia memberikan klarifikasi bahwa perjalanan tersebut adalah untuk mendampingi putrinya yang berpartisipasi dalam festival Misi Budaya Euro folk 2025.
Dalam penjelasannya, Agustina menekankan bahwa semua biaya perjalanan ditanggungnya sendiri dan tidak menggunakan anggaran negara. Ia juga membantah adanya permintaan untuk surat pendampingan yang beredar di media sosial.
Klarifikasi Perjalanan ke Eropa
Agustina Hastarina memberikan penjelasan melalui Instagram resmi tentang perjalanan ke Eropa yang memicu kontroversi. Ia menjelaskan bahwa kedatangannya ke Benua Biru adalah untuk mendampingi putrinya yang tampil di festival Misi Budaya Euro folk 2025 bersama tim sekolahnya.
Dalam unggahannya, Agustina menyebutkan, “Benar adanya saya melakukan perjalanan ke Eropa namun perjalanan tersebut dalam rangka saya menemani putri saya yang masih berusia 12 tahun untuk mengikuti festival Misi Budaya Euro folk 2025 bersama tim sekolahnya untuk mewakili Indonesia.”
Biaya Perjalanan yang Ditanggung Pribadi
Agustina menegaskan bahwa semua kebutuhan yang diperlukan selama di Eropa, termasuk akomodasi dan transportasi, sepenuhnya dibiayai dari uang pribadinya. Ia juga menyerahkan semua bukti pembayaran ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai bentuk transparansi dan pertanggungjawaban.
“Semua bukti pembayaran yang saya lakukan sudah saya berikan kepada suami saya dan diserahkan juga ke KPK dalam bentuk pertanggungan jawaban publik kami dan keluarga,” jelasnya, menambahkan bahwa suaminya telah mengklarifikasi situasi tersebut sebelumnya.
Bantahan Terhadap Surat Viral
Agustina juga merespons mengenai surat yang beredar di media sosial dan menyebutkan bahwa ia tidak mengetahui perihal surat tersebut. Ia menyatakan, “Mengenai surat yang beredar yang mencantumkan nama saya untuk meminta pendampingan itu benar-benar saya tidak tahu menahu.”
Ia menekankan bahwa selama di Eropa, tidak ada pendampingan khusus yang diterimanya dari pihak manapun, kecuali rombongan sekolah putrinya. “Sejak saya sampai dan selama saya berada di sini tidak ada pendampingan dari pihak lain selain rombongan sekolah putri saya dan juga guru-guru pendamping,” tutupnya.