youngthink.id – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, akan melakukan kunjungan ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kunjungan ini dilakukan setelah serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.
Araghchi menekankan bahwa konsultasi dengan Rusia sangat penting dalam strategi Iran menghadapi situasi yang pelik ini, menandakan kedekatan dan kemitraan antara dua negara.
Kunjungan Sang Menlu ke Moskow
Dalam konferensi pers yang ditayangkan oleh Aljazeera di Istanbul, Araghchi mengungkapkan bahwa Rusia merupakan teman dekat bagi Iran. ‘Kami selalu berkonsultasi satu sama lain dan mengoordinasikan posisi kami,’ ujarnya.
Kunjungan ini dianggap sebagai langkah penting dalam mempertahankan dan memperkuat ikatan antara Iran dan Rusia, mengingat situasi politik yang sedang memanas.
Kesiapan untuk Bekerjasama
Araghchi menegaskan komitmennya untuk melanjutkan konsultasi dengan Presiden Putin. ‘Saya akan melakukan konsultasi serius dengan presiden Rusia besok dan kami akan terus bekerja sama,’ ungkapnya.
Kesiapan untuk berkolaborasi ini menjadi sinyal bahwa Iran berusaha untuk memperkuat dukungan internasional di tengah ketegangan yang ada.
Peran Turki dalam Mediasi
Saat ditanya tentang kemungkinan peran Turki dalam mengakhiri konflik, Araghchi menyatakan hasil positif dari pertemuannya dengan Presiden Erdogan. ‘Saya yakin bahwa saya akan memulai beberapa tindakan dan diskusi … untuk mencegah agresi Amerika ini,’ jelasnya.
Peran Turki sebagai mediator diharapkan dapat membantu meredakan ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat, terutama setelah serangkaian serangan yang membuat situasi semakin memanas.
Pernyataan Presiden AS
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan tegas terkait situasi ini. Dalam pidato kepada rakyat AS, ia menyatakan, ‘Akan ada perdamaian atau akan ada tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan.’
Pernyataan ini menandakan bahwa Amerikat Serikat tetap berkomitmen untuk tekanan lebih lanjut pada Iran, menambah lapisan kompleksitas dalam hubungan internasional yang sedang berlangsung.