youngthink.id – Jakarta, CNN Indonesia – Iwan Kurniawan Lukminto, Direktur Utama PT Sritex, mengungkapkan ketidaktahuan mengenai dugaan korupsi yang melibatkan dana kredit dari bank yang diterima perusahaannya.
Pernyataan ini disampaikan setelah Iwan menjalani pemeriksaan ketiga kalinya oleh Kejaksaan Agung seputar kasus yang menyita perhatian publik ini.
Pernyataan Iwan Kurniawan Lukminto
Iwan, melalui kuasa hukumnya Calvin Wijaya, menyampaikan bahwa ia hanya berurusan dengan dana kredit yang digunakan untuk mengembangkan usaha dan membayar pekerja.
“Yang diketahui oleh klien saya ini kredit itu hanya untuk mengembangkan usaha dan untuk pembayaran kepada pekerja. Itu sesuai semuanya, sesuai peruntukannya itu sesuai,” tuturnya di gedung Kejagung.
Iwan menjalani pemeriksaan selama tujuh jam dan menjawab 12 pertanyaan dari penyidik serta menyerahkan dokumen terkait kepegawaian PT Sritex.
Kasus Pemberian Fasilitas Kredit yang Bermasalah
Dalam kasus ini, Kejaksaan Agung telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka, termasuk Iwan Setiawan Lukminto, mantan Direktur Utama PT Sritex.
Zainuddin Mappa, Direktur Utama Bank DKI periode 2020 dan Dicky Syahbandinata, Pemimpin Divisi Komersial Bank BJB periode yang sama, juga turut terseret.
Menurut Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung, Abdul Qohar, total kerugian negara yang diakibatkan oleh penyelewengan ini mencapai Rp692 miliar.
Penyalahgunaan Dana yang Disalurkan
Abdul Qohar menjelaskan bahwa kerugian tersebut mencerminkan besaran kredit dari Bank DKI dan Bank BJB yang seharusnya diperuntukkan sebagai modal kerja.
“Uang kredit yang seharusnya dipakai untuk modal kerja itu justru digunakan untuk membayar utang dan membeli aset non-produktif,” jelasnya.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan mengenai pengelolaan keuangan di PT Sritex dan pengawasan terkait oleh lembaga keuangan.
