youngthink.id – Sudah dengar tentang ide 10.000 langkah sehari yang diklaim sebagai cara utama untuk menjaga kesehatan? Ternyata, tidak semua yang terdengar masuk akal itu benar adanya, dan mitos ini patut kita telaah lebih dalam.
Banyak orang menganggap 10.000 langkah sebagai angka sakti untuk berolahraga, padahal ada banyak fakta ilmiah yang bisa jadi lebih memberi makna. Yuk, kita lihat asal usul dan realitas di balik angka tersebut.
Asal Usul Mitos 10.000 Langkah
Awalnya, mitos 10.000 langkah ini muncul dari iklan pedometer yang dikenal sebagai ‘manpo-kei’ di Jepang pada tahun 1960-an. Nama tersebut artinya adalah alat yang mengukur 10.000 langkah, dan bukan karena ini ditemukan secara ilmiah.
Konsep ini menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia, hingga akhirnya dianggap sebagai patokan umum untuk kehidupan sehat. Sayangnya, angka ini sebenarnya hanya sebatas taktik pemasaran untuk mendongkrak penjualan alat pengukur langkah.
Fakta Ilmiah Tentang Aktivitas Fisik
Berjalan memang memberikan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan, seperti meningkatkan stamina dan mengurangi risiko beberapa penyakit. Namun, penelitian menunjukkan kita tidak perlu berjalan sejauh 10.000 langkah untuk mendapatkan manfaat tersebut.
Pengalaman ilmiah menunjukkan bahwa cukup dengan 7.000 hingga 8.000 langkah sehari bisa menurunkan risiko kematian dini. Faktor lain yang juga penting adalah variasi jenis olahraga yang kamu lakukan, sehingga lebih dari sekadar fokus pada angka langkah.
Mendengarkan Tubuh Sendiri
Banyak orang lupa bahwa kemampuan fisik setiap individu itu berbeda. Daripada terjebak dengan angka 10.000 langkah, lebih baik kita mendengarkan sinyal tubuh dan menentukan target yang sesuai dengan diri sendiri.
Yang terpenting adalah tetap aktif dan tidak terbebani oleh angka tertentu. Ingat, olahraga sebaiknya dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.