youngthink.id – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan kekhawatirannya mengenai masalah perbatasan negara yang kerap menjadi persoalan dengan negara tetangga. Ia menegaskan bahwa isu ini merupakan warisan dari para penjajah yang hingga kini menyulitkan Indonesia.
Pentingnya Menghindari Perang dan Menjaga Persahabatan
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa perang membawa kerusakan dan tidak ingin Indonesia terlibat dalam konflik global. “Saudara-saudara sekalian kita paham bahwa perang itu destruktif, kita tidak mau perang, kita harus hindari perang,” tegasnya.
Ia juga menyatakan bahwa Indonesia akan mengedepankan politik bebas aktif, yang tidak berpihak kepada blok negara tertentu. “Kami tetap pada garis non blok, garis non align, kami tidak akan berpihak pada blok manapun, ini yang kami sampaikan di mana-mana,” ujarnya.
Warisan Kolonialis dan Masalah Perbatasan
Ketika membahas isu perbatasan, Prabowo menyampaikan bahwa garis perbatasan yang ada saat ini merupakan hasil dari praktik kolonialis yang tidak memperhatikan kepentingan rakyat. “Masalah ini adalah warisan dari kolonialis, warisan dari penjajah,” kata Prabowo.
Ia mengakui bahwa masalah ini membuat Indonesia kerepotan, terutama dalam hubungan dengan negara tetangga seperti Malaysia. “Yang repot kita sekarang, ya kan?” imbuhnya.
Jangan Terjebak dalam Politik Pecah Belah
Prabowo mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang dapat memecah belah hubungan bilateral. Ia menjelaskan, “Kita mau ditabrakan sama Malaysia, kita sahabat sama Malaysia, kita satu rumpun.”
Ia menekankan pentingnya persatuan dan kerjasama, menolak provokasi yang bertujuan untuk memecah belah. “Tapi selalu politik divide et impera (politik pecah belah) itu selalu ada, janganlah kita naif, jangan kita terus menerus mau diadu domba,” tegas Prabowo.