youngthink.id – Indonesia saat ini menjadi sorotan dalam penyebaran penyakit dengue di Asia Tenggara, menyumbang 66 persen kematian akibat dengue di kawasan ini. Menurut data terbaru dari ASEAN Dengue Summit 2024, negara kita mencatatkan kasus tertinggi di ASEAN.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa hingga tahun 2024, terdapat 257.455 kasus dengue dan mencatat 1.461 kematian, menegaskan bahwa demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak.
Peningkatan Kasus dan Kematian DBD
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa sepanjang tahun 2024, terdapat 257.455 kasus dengue yang tercatat. Angka kematian yang mencapai 1.461 orang mengingatkan kita bahwa penyakit ini masih menjadi ancaman serius, khususnya pada anak-anak.
Dokter Spesialis Anak Konsultan, Bernie Endyarni Medise, mengatakan bahwa anak-anak adalah kelompok paling rentan terhadap DBD. ‘Dalam tujuh tahun terakhir, kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja usia 5-14 tahun,’ ungkapnya.
Dengue melalui tiga fase perkembangan yang harus disadari oleh masyarakat. Fase pertama ditandai dengan demam tinggi, fase kritis saat demam mulai turun, dan fase penyembuhan ketika demam kembali naik dengan berbagai gejala yang dapat muncul.
Kendalikan Ancamannya dengan Pencegahan
Bernie juga menekankan pentingnya pencegahan dan vaksinasi untuk melindungi anak-anak dari DBD. ‘Infeksi kedua justru berisiko menimbulkan gejala lebih berat dibanding infeksi pertama,’ tegasnya.
Melihat lonjakan kasus dengue yang masih terus terjadi, Kemenkes mencatat hingga minggu ke-25 tahun ini terdapat 79.843 kasus dengan 359 kematian, serta Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,45 persen.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Klinik, Sukamto, memperingatkan bahwa DBD bisa menyerang siapa saja, terutama bagi mereka dengan penyakit komorbid. ‘Kondisi ini meningkatkan risiko keparahan infeksi DBD mulai dari 1,5 hingga 12 kali lipat,’ jelasnya.
Pentingnya Tanggung Jawab Bersama
Sukamto menekankan bahwa perlindungan terhadap dengue adalah tanggung jawab bersama setiap individu. ‘Saat semua ambil bagian, kita bukan hanya menjaga keluarga, tapi membangun masa depan yang lebih sehat,’ ungkapnya.
Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan pencegahan DBD diharapkan dapat mengurangi angka kematian dan infeksi. Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam mencegah penyebaran penyakit ini.
Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam kampanye kesehatan juga menjadi kunci untuk menanggulangi DBD. Kebersihan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam tindakan pencegahan harus selalu diperhatikan.