youngthink.id – Gunung Lewotobi Laki-laki baru saja mengalami erupsi luar biasa minggu lalu, yang membawa perubahan signifikan pada struktur tubuhnya. Badan Geologi melaporkan bahwa kolom abu mencapai ketinggian 18.000 meter disertai kilatan petir vulkanik yang dramatis.
Erupsi ini dimulai pada Jumat malam, 1 Agustus 2025, dan terus berlanjut hingga Sabtu pagi. Dengan status kini berada pada Level IV (Awas), masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap perubahan yang dapat terjadi.
Detail Erupsi dan Dampaknya
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada Jumat malam, 1 Agustus 2025, sekitar pukul 20.48 WITA. Kolom erupsi pertama mencapai ketinggian 10.000 meter, diwarnai oleh kilatan petir vulkanik yang menghadirkan suasana menakutkan di malam hari.
Kejadian ini berlanjut dengan letusan eksplosif pada pagi berikutnya, 2 Agustus 2025, pukul 01.05 WITA. Saat itu, kolom abu meluncur hingga setinggi 18.000 meter, dengan dentuman kuat terdengar jauh dari lokasi letusan.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengonfirmasi bahwa “Erupsi disertai kilatan petir vulkanik dan kolom erupsi berwarna kelabu,” dalam keterangan resmi tertanggal Minggu, 3 Agustus 2025.
Perubahan dan Aktivitas Kegempaan
Pasca-erupsi, aktivitas kegempaan di Gunung Lewotobi Laki-laki menunjukkan penurunan. Meski demikian, suplai magma dari dalam bumi ke permukaan masih terus berlangsung, meskipun ada tanda pelambatan.
Alat pemantau seperti tiltmeter dan Global Navigation Satellite System (GNSS) menunjukan tren deflasi, yang menandakan adanya penurunan tekanan. Wafid menjelaskan, “Ini mengindikasikan bahwa sebagian material dari dalam tubuh gunung telah keluar sehingga tubuh gunung api perlahan mengempis.”
Walaupun pergerakan magma melambat, Wafid memperingatkan bahwa perubahan tekanan dan morfologi permukaan gunung tetap belum stabil, dengan aktivitas vulkanik masih tergolong tinggi.
Status Kewaspadaan dan Tindakan Masyarakat
Saat ini, Gunung Lewotobi Laki-laki dinyatakan berada pada Level IV (Awas). Ini berarti ada potensi bahaya yang signifikan bagi masyarakat di sekitar daerah tersebut.
Pemerintah dan otoritas kebencanaan mendorong masyarakat untuk tetap waspada serta mematuhi rekomendasi yang telah ditetapkan. Tindakan pencegahan pun diberlakukan untuk menghindari kawasan berbahaya di sekitar gunung demi keselamatan masyarakat.
Masyarakat diminta untuk menjaga jarak dari lokasi berbahaya, terutama mengingat potensi material pijar yang dapat terlempar sejauh 3 hingga 4 kilometer dari kawah. Oleh karena itu, mengikuti instruksi resmi sangatlah penting.