youngthink.id – Usia 20-an seringkali diidentikkan dengan pencarian jati diri, tetapi banyak yang merasa cemas terhadap komitmen dalam hubungan. Ketidakpastian masa depan dan perubahan yang cepat menjadi alasan utama di balik ketakutan ini.
Masa Pencarian Jati Diri
Usia 20-an menjadi periode krusial untuk menemukan diri sendiri. Di fase ini, individu banyak mencoba hal baru, baik karir maupun hubungan.
Rasa ingin tahu yang tinggi pada usia ini membuat banyak orang lebih memilih sikap santai. Mereka seringkali ingin merasakan kebebasan sebelum mengambil langkah serius dalam hubungan.
Kebebasan ini tidak hanya mengacu pada keinginan untuk menjelajahi, tetapi juga bertolak belakang dengan tanggung jawab yang muncul ketika berkomitmen.
Ketidakpastian Masa Depan
Ketidakpastian mengenai masa depan adalah faktor terbesar yang membuat orang ragu untuk berkomitmen. Berbagai kemungkinan dalam hidup dari karir hingga tempat tinggal membuat komitmen terasa seperti beban.
Banyak individu di usia ini khawatir jika mereka memilih satu jalan, maka peluang lain mungkin akan hilang selamanya.
Perasaan ini sering kali muncul dari keinginan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih luas sebelum membuat keputusan besar.
Persepsi Sosial dan Pengalaman Negatif
Lingkungan sosial juga berperan penting dalam pandangan seseorang tentang komitmen. Jika di sekitar mereka melihat banyak hubungan yang gagal atau menyakitkan, ketakutan untuk mencoba hubungan baru menjadi semakin meningkat.
Media juga memiliki pengaruh besar, sering menayangkan berbagai kisah baik dan buruk tentang hubungan. Hal ini dapat membentuk persepsi seseorang terhadap komitmen.
Cerita tentang perceraian dan hubungan yang berakhir menyakitkan memperparah rasa takut untuk membuat komitmen di usia muda.